Jejak Kata di Panggung Juara

Nama saya I Komang Bayu Pramana Putra. Beberapa tahun lalu, saya mendapat kesempatan yang sangat berharga untuk mengikuti lomba bidang studi Bahasa Indonesia tingkat SD se-Provinsi Bali. Saat itu, saya sama sekali tidak menyangka akan menjadi salah satu siswa yang terpilih untuk mewakili sekolah. Saya merasa senang sekaligus gugup karena ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti lomba di tingkat provinsi, di mana pesertanya berasal dari berbagai kabupaten di seluruh Bali.

 Sebelum hari perlombaan, saya berlatih dengan sungguh-sungguh bersama guru pembimbing. Hampir setiap hari kami duduk bersama di ruang belajar untuk membahas soal-soal dari tahun sebelumnya, mempelajari berbagai jenis teks seperti teks narasi, deskripsi, eksposisi, dan puisi. Guru saya dengan sabar membimbing, memberi semangat, dan mengingatkan agar saya tidak cepat menyerah. Dari latihan-latihan itu, saya belajar banyak hal  tidak hanya tentang Bahasa Indonesia, tetapi juga tentang arti kerja keras, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab.

Malam sebelum lomba, saya hampir tidak bisa tidur karena perasaan tegang bercampur rasa penasaran tentang seperti apa suasana lomba nanti.Orang tua saya sadar bahwa anak kecilnya ini tidak bisa tidur tenang, mereka memberi saya motivasi yang berharga yang membuat saya menjadi lebih tenang. 

Ketika hari lomba tiba, suasana di lokasi sangat ramai dan penuh semangat. Saya melihat peserta lain membawa berbagai perlengkapan belajar dan tampak begitu siap dibandingkan dengan saya yang hanya membawa satu pulpen. Di dalam hati, saya sempat merasa takut kalah, tetapi saya segera mengingat semua latihan yang telah saya jalani. Saya menarik napas dalam-dalam dan bertekad untuk memberikan yang terbaik. Saat lomba dimulai, saya berusaha fokus, membaca setiap soal dengan teliti, dan menjawab sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.

Waktu terasa berjalan begitu cepat. Setelah semua peserta selesai, panitia mengumumkan hasil lomba pada hari itu juga. Jantung saya berdebar sangat kencang saat mendengar nama-nama juara dibacakan satu per satu. Hingga akhirnya, nama saya disebut sebagai juara pertama lomba Bahasa Indonesia tingkat SD se-Provinsi Bali. Saat itu, saya hampir tidak percaya. Rasanya seperti mimpi yang menjadi nyata. Saya tersenyum lebar, menahan haru, dan langsung mengucap syukur kepada Tuhan. Guru pembimbing saya pun tampak begitu bahagia dan memeluk saya dengan bangga.

Kemenangan itu menjadi momen yang tak akan pernah saya lupakan. Saya merasa semua usaha, kerja keras, dan doa selama ini benar-benar terbayar lunas. Lebih dari sekadar penghargaan, pengalaman itu memberi saya pelajaran berharga tentang arti perjuangan dan ketekunan. Saya belajar bahwa keberhasilan tidak datang begitu saja, melainkan lahir dari kerja keras, keyakinan, dan semangat pantang menyerah.

Sejak saat itu, saya semakin mencintai pelajaran Bahasa Indonesia. Saya menyadari bahwa bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga jembatan untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan ide-ide besar. Melalui Bahasa Indonesia, saya bisa berprestasi, membawa nama baik sekolah, dan membuat orang tua saya bangga. Pengalaman ini menjadi motivasi bagi saya untuk terus belajar, berusaha lebih keras, dan tidak pernah takut mencoba hal baru demi meraih mimpi di masa depan.
Bagi saya,keberanian bukan berarti tidak takut, melainkan tetap melangkah meski takut. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

sedikit tentang diriku

Ketika Manusia Melukai dengan Kata

Globalisasi